SITUBONDO, radarhukum.online - Viral menjadi topik pemberitaan terkait dugaan pelecehan pada jurnalis saat konfirmasi alih fungsi hutan di beberapa media online Kota Santri Pancasila, begini penjelasan pengelola Kawasan Wisata Beach Forest Situbondo, Sabtu (27/05/2023).
Dikonfirmasi secara ekslusif, Sulaiman sang pengelola Kawasan Wisata Beach Forest Situbondo menjelaskan duduk perkara keterpaksaannya bertindak sehingga diduga terkesan melecehkan para kuli tinta di Kabupaten dengan pesisir pantai terpanjang di Jawa Timur tersebut saat dirinya di klarifikasi terkait alih fungsi hutan yang dia kelola.
"Sebelumnya saya secara pribadi menyampaikan permohonan maaf saya kepada rekan-rekan Jurnalis. Yang pasti, tidak ada niatan kami untuk melecehkan profesi Jurnalis," ucapnya saat dikonfirmasi via whatsapp.
Awalnya, lanjut Sulaiman, dirinya di kontak oleh salah satu LSM. Karena penasaran, diajaklah bertemu. Saat itu, pria yang mengaku dari salah satu lembaga swadaya masyarakat tersebut menunjukkan semua lembaran-lembaran photo yang pohon magrove yang patah dan beberapa batang pohon yang berada di lokasi kawasan wisata yang dikelolanya, juga pohon yang ruzak karena tergerus banjir beberapa waktu lalu
"Dia menunjukkan beberapa lembaran photo perihal beberapa magrove yang patah dan beberapa batang kayu yang saya bawa dari rumah serta pohon yang rusak karena bencana banjir waktu itu. Kami jelaskan jika itu karena bencana, juga beberapa pohon yang kami rapikan. Dan semua yang kami.kerjakan telah kami laporkan ke pihak Perhutani," lanjut pria jebolan S1 Hukum ini.
Namun, karena dianggap data yang ditunjukkan terlalu memaksakan dan mengada-ada, akhirnya disampaikan kalimat yang diduga melecehkan tersebut.
"Karena dirasa terlalu memojokkan, akhirnya kami sampaikan tidak perlu bertindak seperti ini. Jikalau untuk kebersamaan dan kemitraan, sekedar untuk mengganti ongkos bensin disiapkan. Sebagai bukti bahwa kami selalu melaporkan kegiatan kami, pernah ada sidak dari Gakum Perhutani dan Kementerian Lingkungan Hidup meninjau dan tidsk ditemukan pelanggaran," bebernya.
Sebagai komitmen untuk menjaga hijaunya kawasan tersebut, setiap bulannya puluhan bahkan ratusan pohon cemara udang dan magrove di tanam dikawasan tersebut.
"Kami juga menjelaskan, setiap bulannya kami menanam puluhan pohon cemara dan ratusan bibit magrove untuk keindahan kawasan ini. Marilah kita berfikiran membangun, jangan cuma mencari kesalahan. Sekali lagi, kami tegaskan tidak ada sedikit pun niat kami melecehkan profesi Jurnalis, dan awql bertemu juga yang bersangkutan mengaku bukan dari Jurnalis," pungkasnya.
0 Komentar