Jakarta, radarhukum.online -- Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo), memprioritaskan pemerataan konektivitas digital untuk sektor pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia.
Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar menegaskan, pihaknya akan meningkatan kapasitas konektivitas digital untuk sektor pendidikan di Indonesia setelah pemerataan infrastruktur digital."Yang penting sekolah di Indonesia terjangkau dulu, ke depan seiring peningkatan dari kebutuhan mereka, sambil kita lakukan teresterialisasi dan meningkatkan kapasitas," kata Fadhilah di ruang konferensi pers, Singaraja Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre dikutip Senin (16/10)Fadhilah menyampaikan, fokus pemerataan infrastruktur digital yang dilakukan oleh BAKTI Kominfo terpusat pada empat sektor layanan publik. Antara lain, sektor pendidikan, kesehatan, pemerintah desa dan pos-pos TNI, Polri atau sektor keamanan terutama di wilayah perbatasan.Dalam kesempatan ini Fadhilah mengatakan, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki karakteristik dan tantangan secara geografis."Jadi, kita tahu betul bahwa Indonesia ini kan negara kepulauan, apa yang kita alami untuk menyelesaikan digitalisasi yang meliputi seluruh wilayah di Indonesia itu juga dialami oleh negara-negara kepulauan yang lain," kata Fadhilah.Sehingga pemerataan infrastruktur digital di Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan sejumlah solusi dalam penerapan teknologi untuk konektivitas digital yang berbeda dengan negara daratan.Menurut Fadhilah, penggunaan teknologi fiber akan cepat terjangkau untuk negara daratan. Berbeda dengan karakteristik negara-negara kepulauan dimana sistem komunikasi kabel laut (SKKL) itu sangat mahal."Akhirnya beberapa solusi yang kita lakukan itu harus merupakan kombinasi bukan hanya saru solusi fiber optik walaupun kita tahu itu yang paling tercepat saat ini mendukung 5G," kata Fadhilah.Sebelumnya, BAKTI Kominfo telah meluncuran Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) dengan kecepatan internet sebesar 150 Gbps pada Juni 2023 untuk memenuhi kebutuhan akses internet sekitar 50.000 titik pada 4 sektor layanan publik di daerah 3T di Indonesia.SATRIA-1 akan siap terhubung dengan 11 stasiun pengendali bumi yang tersebar di Indonesia pada Desember 2023 mendatang dan selanjutnya memenuhi konektivitas internet di Indonesia pada awal 2024.(read.al)
0 Komentar