Kediri, radarhukum.online - Warga Kampung Inggris, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengadu kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atas pembangunan trotoar jalan yang dinilai menyulitkan warga.
Kalend Osen, salah seorang warga mengatakan, pembangunan trotoar ini berdampak negatif bagi warga. Selain tidak pernah dimusyawarahkan, dengan pembangunan trotoar menjadikan jalan semakin sempit.
"Jalannya sempit diberi trotoar tambah sempit. Kami mohon maaf, tampaknya pembangunan ini lebih mementingkan pemandangan, keindahan daripada kemanfaatan dan kenyamanan," katanya di Kediri, Rabu.
Pihaknya berterimakasih kepada pemerintah daerah yang memperhatikan kesejahteraan warga di kampung inggris, sehingga sanggup membangun jalan untuk warga. Terlebih lagi, biayanya juga besar.
Namun, karena pembangunan ini berdampak negatif, warga merasa bahwa pembangunan itu seharusnya ditiadakan atau dibongkar.
"Kami mohon agar trotoar yang ada di situ segera ditiadakan, dibongkar," kata dia.
Wiwin, warga lainnya mengatakan, pembangunan trotoar di Jalan Anyelir, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini berlangsung sekitar empat bulan lalu. Dahulu, di jalan ini bisa dua arah lalu lintas kendaraan, namun saat ini hanya bisa satu arah karena semakin menyempitnya jalan akibat dibangun trotoar.
"Dulu dua arah, sekarang ini mobilitas sulit. Di sini juga banyak toko, ada yang mengirim paket dan lainnya. Kalau mengirim paket kabel kan harus mobil boks dan berhenti, dan yang belakang tidak bisa maju, tidak bisa mundur juga, jadi macet," kata dia.
Ia pun menambahkan, trotoar itu juga cukup tinggi. Bahkan dalam pembangunan awalnya, warga yang punya rumah di depan jalan raya tidak diberi akses untuk bisa masuk ke rumah, sehingga warga memasang sendiri dengan kayu agar kendaraan bisa masuk ke rumah.
Dahulu, kata dia, informasi yang didapatkan warga adalah perbaikan saluran irigasi dan modelnya seperti ala-ala di Malioboro. Saat itu, warga senang, karena berpikir menjadi lebih bagus.
"Warga juga tidak berpikir trotoar kanan kiri bisa selebar ini. Roda mobil tetangga sampai robek, sepeda motor saya juga bertubrukan dengan trotoar saking tingginya dan itu berkali-kali. Saya sampai tidak berani bawa keluar mobil," kata dia.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana langsung meninjau pembangunan trotoar di Jalan Anyelir, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri itu. Jalan yang masuk kampung inggris itu memang menjadi lebih sempit. Bahkan, hanya cukup satu arah laju mobil saja.
Bupati pun sempat marah-marah kepada penanggungjawab proyek. Ia mempertanyakan konsep yang dibuat dan kenapa tidak melihat sisi manfaat untuk warga melainkan justru menyulitkan.
Bupati juga meninjau langsung beberapa rumah warga dan gang yang memang tidak diberi akses untuk keluar masuk kendaraan, sehingga mereka ada yang membuat jalur dengan papan dari kayu maupun tambahan cor, agar kendaraan bisa lewat.
Ia mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat koordinasi terkait dengan masalah ini, sebab pembangunan ini juga melibatkan dari pemerintah pusat.
"Saya akan bahas dalam rapat. Keputusan ini tidak hanya diambil saya, sebab ada pekerjaan dari pemerintah pusat juga, bukan hanya dari pemkab, ada PUPR di dalamnya. Saya sudah lihat tadi, melihat tadi rumah warga ditutup trotoar tidak bisa keluar mobil, itu tidak masuk akal," kata Bupati.(read.al)
Namun, karena pembangunan ini berdampak negatif, warga merasa bahwa pembangunan itu seharusnya ditiadakan atau dibongkar.
"Kami mohon agar trotoar yang ada di situ segera ditiadakan, dibongkar," kata dia.
Wiwin, warga lainnya mengatakan, pembangunan trotoar di Jalan Anyelir, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri ini berlangsung sekitar empat bulan lalu. Dahulu, di jalan ini bisa dua arah lalu lintas kendaraan, namun saat ini hanya bisa satu arah karena semakin menyempitnya jalan akibat dibangun trotoar.
"Dulu dua arah, sekarang ini mobilitas sulit. Di sini juga banyak toko, ada yang mengirim paket dan lainnya. Kalau mengirim paket kabel kan harus mobil boks dan berhenti, dan yang belakang tidak bisa maju, tidak bisa mundur juga, jadi macet," kata dia.
Ia pun menambahkan, trotoar itu juga cukup tinggi. Bahkan dalam pembangunan awalnya, warga yang punya rumah di depan jalan raya tidak diberi akses untuk bisa masuk ke rumah, sehingga warga memasang sendiri dengan kayu agar kendaraan bisa masuk ke rumah.
Dahulu, kata dia, informasi yang didapatkan warga adalah perbaikan saluran irigasi dan modelnya seperti ala-ala di Malioboro. Saat itu, warga senang, karena berpikir menjadi lebih bagus.
"Warga juga tidak berpikir trotoar kanan kiri bisa selebar ini. Roda mobil tetangga sampai robek, sepeda motor saya juga bertubrukan dengan trotoar saking tingginya dan itu berkali-kali. Saya sampai tidak berani bawa keluar mobil," kata dia.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana langsung meninjau pembangunan trotoar di Jalan Anyelir, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri itu. Jalan yang masuk kampung inggris itu memang menjadi lebih sempit. Bahkan, hanya cukup satu arah laju mobil saja.
Bupati pun sempat marah-marah kepada penanggungjawab proyek. Ia mempertanyakan konsep yang dibuat dan kenapa tidak melihat sisi manfaat untuk warga melainkan justru menyulitkan.
Bupati juga meninjau langsung beberapa rumah warga dan gang yang memang tidak diberi akses untuk keluar masuk kendaraan, sehingga mereka ada yang membuat jalur dengan papan dari kayu maupun tambahan cor, agar kendaraan bisa lewat.
Ia mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat koordinasi terkait dengan masalah ini, sebab pembangunan ini juga melibatkan dari pemerintah pusat.
"Saya akan bahas dalam rapat. Keputusan ini tidak hanya diambil saya, sebab ada pekerjaan dari pemerintah pusat juga, bukan hanya dari pemkab, ada PUPR di dalamnya. Saya sudah lihat tadi, melihat tadi rumah warga ditutup trotoar tidak bisa keluar mobil, itu tidak masuk akal," kata Bupati.(read.al)
0 Komentar