Profil Desa Kayenlor, Plemahan, Kabupaten Kediri: Mengembangkan UMKM, Membuka Lapangan Kerja Baru bagi Warga

  


KEDIRI,  radarhukum.online  - Tak perlu ide yang muluk-muluk untuk memberdayakan perekonomian warga. Melalui upaya mengembangkan UMKM pun sudah bisa membuka lapangan kerja baru. Seperti yang dilakukan Pemerintah Desa Kayenlor ini.

Desa Kayenlor adalah salah satu desa di Kecamatan Plemahan yang masyarakatnya banyak bergelut di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Bila merunut data yang dimiliki pemerintah desa (pemdes), jumlahnya mencapai puluhan pengusaha. Jenis usahanya pun beragam, mulai pembuatan makanan, kerajinan, hingga konveksi.

Perkembangan yang pesat itu tak terlepas dari dukungan konkret Pemdes Kayenlor. Mereka membuka diri untuk membantu meningkatkan kuantitas dan kualitas pelaku UMKM.

“Kami sangat mendukung masyarakat yang terjun di  UMKM,” jelas Kepala Desa Kayenlor Evi Kartika Widarwati.

Bentuk dukungan itu, salah satunya adalah membantu pengurusan izin. Mulai dari izin edar, INB, atau PIRT. Hal ini penting agar produk UMKM dari Desa Kayenlor bisa dipasarkan hingga ke supermarket.

Salah satu pelaku UMKM yang berhasil adalah Nurul Hikmah. Wanita ini bergelut di bidang konveksi.

“Sebelum membuka konveksi saya awalnya hanya membuka jahitan rumahan,” cerita Nurul di tempat usahanya.

Selain menjahit, saat itu wanita 46 tahun ini juga membuka toko seragam. Selain kulakan, dia juga membuat sendiri seragam itu. Ternyata, konsumen banyak yang suka seragam hasil jahitannya sendiri.

"Setelah itu berkembang ke pembuatan kaus dan sablon," lanjutnya.

Usahanya kian berkembang setelah tempat produksi dan showroom-nya pindah ke dekat balai desa. Dari awalnya hanya memiliki satu karyawan dengan peralatan seadanya, kini jadi puluhan karyawan dengan peralatan lengkap.

Nurul pun mengikuti perkembangan zaman. Dia juga menerima pesanan gamis, jas, hingga jubah wisuda.

Kumpulan surat yang ditulis pahlawan nasional RA Kartini berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' seperti pas dengan kisah inspiratif pasangan asal Desa Kayenlor, Kecamatan Plemahan ini. Suhari dan Kasiah mampu melewati masa suram setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan menjadi peternak domba.

"Usaha ini ada setelah suami terkena PHK dari tempatnya bekerja di pabrik baja," cerita Kasiah, pemilik peternakan bernama Menda Kusuma Farm ini.

Jalan menemukan usaha penggemukan domba juga tidak mudah. Mereka terlebih dulu menjajal budi daya ikan lele. Namun, hanya bertahan selama satu tahun.

“Setelah (budi daya) lele tidak berjalan, (baru) mendapat tawaran menggeluti usaha penggemukan kambing,” lanjutnya.

Tawaran dari seorang teman itu langsung diiyakan. Awalnya membeli 20 ekor kambing jenis gibas sebagai uji coba. Hasilnya ternyata lancar. Kambing gibasnya bisa berkembang hingga 100 ekor.

Setelah itu pasutri ini melebarkan usaha dengan memelihara kambing Jawa pada tahun 2019. Mengawali dengan 24 ekor. Kemudian bertambah dengan domba.

“Saat ini ada 100 domba jantan dan 24 ekor domba betina. Sedangkan kambingnya sudah berjumlah 77 ekor,” urai Kasiah.

Dalam pemasaran, Kasiah menyebut menyasar ke beberapa konsumen. Secara reguler dia menjual ke pengusaha warung sate. Mereka biasanya membeli yang jenis betina. Kemudian juga dipasarkan saat Hari Raya Idul Adha.

Kini Kasiah dan Suhari juga merambah ke bisnis ikutannya. Yaitu pengolahan serintil. Kotoran kambing itu dijadikan pupuk. Pupuk serintil produksi mereka banyak dicari para petani, terutama ketika pupuk subsidi sulit diperoleh.(red.Al)

0 Komentar