KEDIRI, radarhukum.net - Pandemi Covid-19 telah mengoyak berbagai sendi ekonomi. Salah satu yang terdampak dan belum bisa bangkit adalah Wisata Sumber Ubalan. Wisata yang berada di Dusun Kalasan, Desa Jarak itu merupakan tempat wisata bersejarah, merupakan peninggalan kolonial Belanda. Meski belum beroperasi, sumber ini masih sangat terawat.
Yang menjadi daya tarik pengunjung menikmati Wisata Ubalan adalah tempatnya yang sejuk dan jauh dari kebisingan kota. Selain air yang mengalir jernih dari sumbernya, di lokasi itu juga terdapat banyak sekali pohon berukuran besar. Rindangnya pepohonan itu menambah kesan alami.
Sayangnya, setelah dilanda pandemi Covid-19, wisata alam ini tak kunjun beroperasi. “Wisatanya masih belum dibuka,” jelas Madjuri, petugas wisata Sumber Ubalan.
Meski ditutup, antusias warga berkunjung ke sana tetap tinggi. Mereka yang bisa masuk rata-rata adalah warga lokal. Karena selama ini wisatanya ditutup, kondisinya masih sangat terawat.
Para pengunjung pun tidak bisa menikmati fasilitas yang ada di sana. Mulai dari kolam renang, perahu, dan sepeda air. Termasuk juga taman bermain anak, kolam pancing, dan taman asri. Serta panggung hiburan, bumi perkemahan, dan sumber mata air. Semuanya mangkrak tidak berfungsi.
“Warga sekitar yang datang hanya main di dekat sumber,” ujarnya sembari menyebut jika warga lokal sudah mengetahui jalan tikus masuk ke Sumber Ubalan. Adapun jarak sumber air Ubalan ke pintu masuk sekitar 200 meter.(ara/rq)
Banyak Yang Kecele
Warga yang lokal yang berkunjung ke Sumber Ubalan tidak bisa menggunakan sepeda motor untuk sampai ke sumbernya. Motor hanya bisa sampai jembatan. Selanjutnya jalan kaki.
Karena di sekitar lokasi wisata aktivitas penjual kuliner sudah mulai buka. Banyak pengunjung dari luar desa yang datang ke Wisata Sumber Ubalan. Mereka kecele, mengira wisata tersebut sudah dibuka untuk umum.
Di dalam wisata itu hanya ada anak-anak yang bermain. Mereka merupakan warga desa setempat yang sedang berenang. Saat ini, sumber air tidak begitu tinggi. Cuaca panas cocok untuk berenang. “Airnya sueger,” ucap Rido, salah satu anak yang berenang.
Kedalaman air di sumber ini hanya mencapai batas dada bocah berusia 12 tahun tersebut. Siswa yang kini duduk di bangku sekolah dasar kelas enam itu berharap wisatanya kembali buka agar bisa menikmati fasilitas lain yang kini tidak lagi beroperasi.
Oleh warga setempat, air di Sumber Ubalan itu disakralkan. Selain digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian, warga kerap menggelar tradisi kebur ubalan. Tujuan tradisi tersebut sebagai wujud syukur warga di sana. (red.Al)
0 Komentar