KEDIRI, radarhukum.net - Jelang penerbangan umrah di Bandara Dhoho awal September nanti, Pemkab Kediri mematangkan berbagai persiapan. Terutama untuk memastikan bandara di barat sungai itu siap melayani penerbangan internasional.
Pantauan koran ini, rapat yang dimulai pukul 13.30 kemarin tidak hanya diikuti oleh PT Surya Dhoho Investama (SDhI) dan PT Angkasa Pura 1 saja. Melainkan beberapa pihak terkait lainnya. Termasuk perwakilan Bea Cukai Kediri, kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa pihak lainnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Kediri Sukadi menyebut rapat kemarin untuk memastikan kesiapan jelang penerbangan umrah. “Seperti yang kita lihat, animo penerbangan umrah mulai September ini sangat tinggi. Bahkan ada yang sampai overload (pemesanan melebihi jumlah seat yang disiapkan Citilink, Red),” kata Sukadi.
Seperti diberitakan, penerbangan umrah yang semula dimulai Oktober, dimajukan September nanti. Tidak hanya sekali dalam sebulan. Melainkan langsung enam kali tiap bulannya. Sukadi mencontohkan, penerbangan umrah Kediri-Jeddah, Arab Saudi pada 3 September nanti sudah terisi total 315 jemaah. Kemudian, untuk penerbangan 7 September sudah terisi 291 kursi.
Adapun penerbangan umrah 11 September justru overload. Pesawat Airbus 330-900 Neo hanya memiliki kapasitas 354 seat. Namun, yang memesan sudah mencapai 585 jemaah. “Ada 231 jemaah yang belum mendapat kursi,” lanjut Sukadi sembari menyebut untuk penerbangan 15 September juga ada 385 jemaah yang memesan. Selanjutnya, pada 19 September ada 385 jemaah. Sedangkan 31 September 221 jemaah sudah melakukan pemesanan.
Rapat kemarin, menurut Sukadi dilakukan untuk percepatan penetapan bandara domestik tersebut agar bisa melayani penerbangan direct Kediri-Jeddah. “Kami di sini meminta dukungan dan kesiapan pihak terkait,” terangnya.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura 1 telah mengajukan permintaan penetapan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Namun, Kemenhub juga meminta pengajuan dari Bupati Kediri yang dilengkapi surat dukungan dari pihak terkait.
Mulai dari kantor Bea Cukai Kediri, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jatim, Kantor Imigrasi Kelas II Non-TPI Kediri. Kemudian, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Surabaya, serta Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Surabaya.
Dalam rapat kemarin, semua pihak yang terlibat langsung memberikan dukungan penuh. Meski, ada yang memberi syarat tentang pemenuhan sarana dan prasarana pendukung.
Kantor imigrasi, misalnya. Mereka meminta bandara melengkapi perlengkapan layanan keimigrasian. Seperti komputer, kursi tunggu penumpang, dan beberapa item kecil yang diminta disiapkan sebelum penerbangan umrah awal September nanti.
Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDhI) Maksin Arisandi, memastikan sarpras yang diajukan itu sudah klir pada Agustus ini. Dia menargetkan pertengahan Agustus ini semua peralatan sudah tersedia. “Paling lambat akhir Agustus,” janjinya.
Menurut Maksin sejumlah vendor sudah siap memenuhi Agustus ini. Termasuk peralatan pendukung yang tidak perlu dilakukan kalibrasi. “Tentu untuk pemenuhannya akan cepat,” jelasnya.
Lebih jauh Maksin menyebut, kesiapan pihak pencarter dan maskapai yang bisa lakukan penerbangan pada September ini merupakan momentum yang baik. Karena itu, PT SDhI berupaya secara maksimal agar penerbangan umrah terealisasi. “Jangan sampai momentum ini hilang. Makanya perlu sinergi dan satu frekuensi dari berbagai pihak agar ini bisa terlaksana,” jelasnya.
Seperti diberitakan, selain pencarter pesawat umrah dari Jakarta, ada pula pencarter dari Jember yang akan membuka penerbangan umrah 6 Oktober nanti. Untuk pencarter Jember ini, penerbangan umrah dilakukan satu kali dalam satu bulan. Dengan demikian, mulai Oktober nanti akan ada enam kali penerbangan umrah dari Bandara Dhoho tiap bulannya.(Red.Tim)
0 Komentar