KEDIRI, radarhukum.net - Kekeringan mulai melanda dataran tinggi di Kabupaten Kediri. Selain di Dusun Tumpaknongko, Desa Ponggok, yang sudah mendapat bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kini kekeringan meluas ke tiga dusun lainnya di sana. Total ada 230 kepala keluarga (KK) warga yang kesulitan air bersih.
Untuk diketahui, warga di Desa Ponggok mengandalkan kebutuhan air bersih mereka dari sumber di Desa Pamongan dan Desa Petungroto, Kecamatan Mojo. Mayoritas warga tidak memiliki sumur sendiri karena tanah mereka tidak mengeluarkan air meski sudah digali.
Di musim kemarau, debit air sumber di dua desa tersebut turun drastis. Sehingga, penggunaan air diprioritaskan untuk warga setempat. Karenanya, warga Dusun Tumpaknongko, Desa Ponggok yang mengandalkan air dari sumber Desa Pamongan sering kekurangan air bersih. “Sana sudah kering lebih awal. Namun sudah mendapatkan bantuan air dari BPBD Kabupaten Kediri,” aku Parlan, 64, warga Dusun Baran, Desa Ponggok.
Selain warga Dusun Tumpaknongko, belakangan kekeringan juga dialami warga di Dusun Baran, Dusun Karangwaru, dan Dusun Ponggok yang juga mengandalkan air dari sumber di Desa Petungroto. “Kami harus mengambil air secara bergantian dengan warga Desa Petungroto,” lanjut pria yang tinggal di Dusun Baran itu.
Sering kali tidak kebagian air, Parlan pun memutuskan mengecek kondisi sumber di Desa Petungroto. “Debit airnya memang berkurang,” terang pria yang setiap hari mengurusi pembagian air di tiga dusun tersebut.
Sekitar pukul 10.00 kemarin, Parlan kembali mengecek aliran air yang masuk ke rumah-rumah warga lewat pipa. Saat saluran pipa dibuka, alirannya memang sangat kecil. Tidak cukup untuk dimasukkan ke rumah-rumah warga.
Agar tetap kebagian air, Parlan harus berjaga hingga dini hari. Mengalirkan air ke pipa-pipa rumah warga secara bergantian. Meski demikian, hasilnya tetap tidak bisa maksimal. Sebab, debit airnya memang mengecil. “Dibagi-bagikan untuk memenuhi kamar mandi,” lanjut pria berusia 64 tahun itu sembari menyebut bak mandi sekaligus difungsikan sebagai tandon.
Setelah didata, sedikitnya ada 155 rumah di Dusun Baran, 70 rumah di Dusun Karangwaru, dan lima rumah di Dusun Ponggok yang kesulitan air bersih. “Airnya itir-itir. Kadang ada, kadang tidak. Bisa mandi sekali sehari saja sudah untung sekarang ini,” paparnya.
Sekretaris Desa Ponggok Siti Nurjannah membenarkan jika di desanya tidak ada sumber air. Akibatnya, mereka menggantungkan air bersih dari desa tetangga di atasnya. Sebelumnya, menurut Siti sudah beberapa kali dilakukan pengeboran sumur. Namun, air tidak bisa keluar. “Sudah dilakukan 3-4 kali pengeboran, tapi tidak bisa keluar air,” terangnya.
Terkait kekeringan tiga dusun di Desa Ponggok, menurut Siti hingga kemarin yang mengeluhkan kekurangan air bersih baru Dusun Tumpaknongko. Dusun tersebut juga sudah mendapat kiriman air bersih dari BPBD Kabupaten Kediri.
“Saya rasa yang lain masih aman. Sementara masih belum ada keluhan,” terangnya.
Terpisah, Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno mengatakan, pihaknya sudah mengirim air bersih ke Dusun Tumpaknongko sebanyak 16 ribu hingga 20 ribu liter ke Dusun Tumpaknongko setiap harinya. Adapun untuk tiga dusun lainnya, belum ada permintaan.
Air yang dikirim ke sana menurut Djoko diambilkan dari Desa Kranding dan Desa Maesan, Mojo, yang lokasinya tidak jauh dari sana. Terkait kekeringan di tiga dusun lain di Desa Ponggok, Djoko menyebut siap melakukan dropping. “Kalau misal ada permintaan ya kami lakukan dropping,” beber Djoko.(Red.AL)
0 Komentar