Pemkot Kediri Gelontor Anggaran Rp 1 Miliar untuk Rehabilitasi Pasar Loak Kaliombo

 


Kediri,  radarhukum.net - Para pedagang di Pasar Loak Kaliombo, akhirnya, bisa tersenyum.Sebab, tahun ini pasar yang berada di dekat SMP Negeri 2 Kota Kediri tersebut akan mendapatkan kucuran dana yang relatif besar. Yang akan digunakan untuk rehabilitasi bangunan.

Total anggaran yang disiapkan mencapai Rp 1 miliar. Yang akan dialokasikan secara bertahap. Sekaligus mengakhiri periode belasan tahun pasar ini terbengkalai dan tidak diperhatikan.

“Setelah kami cek, memang kondisinya memprihatinkan. Bangunannya banyak yang rusak, bocor pada saat hujan. Tidak tertata,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Wahyu Kusuma Wardani.

Wahyu menambahkan, pasar loak tersebut dibangun di era kepemimpinan almarhum Wali Kota Maschut, di awal 2000-an. Sejak saat itu belum pernah mengalami pembenahan.

Karena itulah memicu protes pedagang. Yang melakukan demonstrasi dan melayangkan surat ke pemkot.

Karena lokasi berjualan yang tidak representatif itu, akhirnya selama ini juga tidak ada biaya retribusi yang masuk ke pemerintah daerah.

Fasilitas yang tidak memadai juga mendorong beberapa pedagang kembali ke lokasi awal berjualan. Yakni, di pinggiran Jl Patiunus.

“Makanya tahun ini kami coba pembangunan fisik untuk memperbaiki sarpras (sarana dan prasarana, Red) di sana,” bebernya.

Adapun beberapa objek yang akan diperbaiki di tahap 1 ini, menurut Wahyu, meliputi perbaikan drainase. Selain itu, beberapa atap yang kerap bocor juga akan dirombak.

“Melalui anggaran DBHCHT (dana bagi hasil cukai hasil tembakau, Red) itu. Dan itu bertahap. Tahun depan juga ada. Totalnya Rp 1 M sekian. Dan itu sudah sesuai permintaan mereka (pedagang, Red),” urainya sembari menyebut, proses diskusi dan cek lapangan juga sebelumnya telah beberapa kali digelar untuk menghimpun kebutuhan pedagang di sana.

Pantauan Jawa Pos Radar Kediri, proyek fisik perbaikan tahap 1 Pasar Loak Kaliombo belum dimulai. Namun begitu, beberapa pedagang mengaku sudah mendengar rencana tersebut.

“Mungkin awal bulan depan, ya. Tapi memang sudah pernah dicek ke sini (dari dinas, Red),” kata Hari, salah satu pedagang.

Pria yang berjualan berbagai barang bekas itu pun menyambut baik rencana itu. Sebab, selama ini pasar kerap banjir setiap kali diterpa hujan. Selain itu, beberapa lapak juga kerap bocor atapnya.

“Kami senang saja. Carane kalau udan, nggak kudanan,” katanya.

Begitu pula dengan wacana penarikan retribusi setelah pasar diperbaiki. Baginya, dengan adanya retribusi, sewajarnya ada relasi tanggung jawab dari pemerintah terhadap para pedagang.

“Yang penting bisa nyaman jualan. Mau nanti bayar karcis setelah dibangun pasarnya, ya nggak apa-apa. Karena kalau sewaktu-waktu dipindah, pasti dicarikan tempat baru,” tandas pria yang sudah berjualan barang bekas selama puluhan tahun itu.(Red.AL)

0 Komentar