Lumajang, radarhukum.net – Warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Lumajang, menghadapi situasi sulit dengan menyeberangi aliran lahar Gunung Semeru di Sungai Leprak untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari. Mereka terpaksa melakukannya karena Jembatan Limpas di desa tersebut tertimbun material akibat banjir lahar, dan tidak ada jalur alternatif lain yang tersedia.
Salah satu warga, Zamroni, menyatakan, "Saya mau kerja lewat aliran lahar ini karena tidak ada jalan lain, jadi ya terpaksa." Kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan warga meliputi bekerja, mencari pasir, berbelanja, serta mengantar jemput anak-anak sekolah. Untuk itu, mereka harus menyeberangi Sungai Leprak yang memiliki panjang sekitar 200 meter.
Warga lain, Balok, juga mengungkapkan keprihatinan serupa. Meskipun khawatir akan kemungkinan banjir bandang, ia merasa tidak ada pilihan lain. "Jalan ini satu-satunya, tidak ada jalan alternatif. Jadi meskipun takut melewati aliran lahar, ya terpaksa melintas," ujarnya.
Dari pantauan di lokasi, sering kali sepeda motor warga mogok saat melintas di tengah aliran lahar, memaksa mereka untuk memperbaiki kendaraan tersebut agar dapat melanjutkan perjalanan. Di Dusun Sumber Langsep, terdapat sekitar 130 Kepala Keluarga (KK) yang berisiko terisolasi jika lahar Gunung Semeru muncul, mengingat mereka tidak bisa menyeberangi sungai.
Situasi ini menunjukkan tantangan yang dihadapi warga dalam menjalani kehidupan sehari-hari di daerah rawan bencana, dan pentingnya upaya mitigasi untuk menjaga keselamatan dan kelancaran akses bagi masyarakat.(Red.AL)
0 Komentar