"Alhamdulillah, upaya bersama dengan berbagai pihak membuahkan hasil, menjadikan Jawa Timur 100 persen ODF. Capaian ini menunjukkan komitmen Jawa Timur dalam meningkatkan sanitasi dan kesehatan masyarakat," ujar Adhy dalam keterangannya, Sabtu (9/11/2024).
Adhy menjelaskan bahwa pencapaian ini didukung oleh komitmen dari pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Timur. Pada Maret 2024, delapan kepala daerah di provinsi tersebut menandatangani komitmen bersama untuk menghapus praktik SBS di wilayah masing-masing. Saat itu, terdapat 664 desa dan kelurahan yang masih berstatus Buang Air Besar Sembarangan (BABS), namun berkat upaya kolaboratif, semuanya kini mencapai ODF.
Adhy menambahkan bahwa Pemprov Jatim melalui program Jatim Akses terus mendukung akses sanitasi dan air bersih bagi masyarakat, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2030, yang menargetkan akses air bersih dan sanitasi berkelanjutan untuk semua.
“Kami telah melaksanakan berbagai program seperti Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) dan Penanganan Kawasan Kumuh. Hal ini penting untuk memastikan masyarakat memiliki infrastruktur sanitasi yang layak,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Asta Triyono, menegaskan pentingnya menjaga sanitasi yang layak untuk mengurangi penyakit di masyarakat. Ia menyatakan bahwa kelompok penyakit infeksi, keganasan, dan metabolik adalah yang paling banyak diatasi di rumah sakit, dengan biaya besar dari anggaran JKN.
“Dengan tercapainya 100% SBS, kita harapkan angka infeksi di masyarakat menurun signifikan,” tambah Erwin.
Gerakan SBS diharapkan terus mendapat dukungan dari masyarakat untuk mempertahankan kebiasaan sanitasi yang sehat dan mencegah munculnya kembali praktik buang air besar sembarangan.(Red.AL)
0 Komentar