Jakarta, radarhukum.net – Kasus pembunuhan tragis yang melibatkan seorang remaja, MAS (14), yang menewaskan ayah dan neneknya serta melukai ibunya, terus menyita perhatian publik. Hingga kini, motif di balik tindakan keji tersebut masih belum jelas. Psikolog forensik, Reza Indragiri, menyebut ada lima faktor utama yang dapat membantu mengungkap alasan di balik perilaku pelaku.
Lima Faktor Pemicu Tindak Kekerasan Remaja
Menurut Reza, pertama-tama perlu dianalisis apakah pelaku terpapar atau menggunakan zat-zat terlarang seperti narkotika atau zat adiktif lainnya. Hal ini menjadi langkah awal untuk memahami kemungkinan adanya gangguan mental yang dipengaruhi oleh penyalahgunaan zat.
"Kami harus memastikan apakah pelaku memiliki kondisi mental khusus atau menyalahgunakan zat tertentu yang memengaruhi perilaku kekerasannya," ujar Reza, Selasa (3/12/2024).
Kedua, Reza menyoroti pentingnya mengeksplorasi dunia fantasi pelaku, termasuk kebiasaan konsumsi konten digital. "Kami ingin tahu jenis konten yang dia konsumsi, seperti situs yang dikunjungi, film yang ditonton, hingga apakah ada mimpi atau fantasi yang berisi kekerasan," tambahnya.
Selain itu, pola ekspresi emosi menjadi faktor ketiga yang diselidiki. "Bagaimana dia mengekspresikan amarahnya, apakah berbeda dengan remaja lainnya? Apakah dia menunjukkan tingkat emosi yang tidak stabil?" kata Reza.
Keempat, lingkungan pendidikan juga menjadi sorotan. Reza menilai penting untuk meninjau apakah pelaku memiliki masalah di sekolah, seperti kesulitan belajar, riwayat drop-out, atau hubungan yang buruk dengan guru dan teman sebaya.
Faktor terakhir adalah hubungan sosial pelaku, terutama dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. "Relasi sosial, baik dengan keluarga maupun teman, sering kali menjadi faktor dominan dalam membentuk perilaku anak," pungkas Reza.
Dapat Bisikan Sebelum Bertindak
Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (30/11/2024) dini hari ini menewaskan ayah pelaku, APW (40), dan neneknya, RM (69). Sementara itu, ibu pelaku, AP (40), mengalami luka serius akibat serangan tersebut.
Menurut keterangan awal, MAS mengaku mendapatkan bisikan yang membuatnya tidak bisa tidur dan merasa tertekan. "Dia merasa ada bisikan yang mengganggunya," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung.
Dari hasil penyelidikan awal, pelaku diduga pertama kali menyerang ayahnya, diikuti oleh ibu dan neneknya. "Pelaku mengambil pisau dari dapur, lalu naik ke kamar dan melakukan penusukan terhadap ayahnya yang sedang tidur," jelas Gogo.
Pihak kepolisian masih mendalami keterangan pelaku untuk menemukan motif yang jelas di balik aksi brutal tersebut. Hingga kini, fokus utama penyelidikan adalah kondisi mental pelaku serta dinamika dalam keluarga yang mungkin menjadi pemicu tindakan ini.
Kasus ini mengingatkan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental remaja serta pengawasan terhadap aktivitas mereka di dunia nyata maupun digital.(red.k)
0 Komentar