Berkabung jika Dipecat PDI-P, Budiman Sudjatmiko: Saya Sudah Kampanye sejak SD


JAKARTA, radarhukum.online - Politikus PDI-P Budiman Sudjatmiko mengaku akan berkabung jika dirinya dipecat oleh partainya. PDI-P memang telah memberikan opsi kepada Budiman untuk mengundurkan diri atau dipecat buntut dukungannya kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. 

Maka dari itu, jika Budiman dipecat PDI-P, aktivis '98 tersebut akan "jomlo" terlebih dahulu atau tidak menjadi anggota partai mana pun. 

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomlo dulu. Ya ibaratnya orang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung yang lama. Pasti kan berkabung dong," ujar Budiman saat ditemui di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8/2023) malam. 

Budiman pun mengenang, dirinya sudah ikut kampanye bersama PDI-P sejak dirinya masih kelas 6 SD. Maka dari itu, dirinya pasti berkabung jika dipecat PDI-P. 

"Gimana enggak berkabung? Saya ini sudah kampanye PDI sejak 6 SD. Kelas 6 SD ikut kampanye PDI soalnya, belum PDI Perjuangan, masih ikon segi lima. Keluarga saya juga keluarga PNI dari dulu," tuturnya.

Dia mengatakan, ketika dipecat dari PDI-P, Budiman akan tetap berpolitik. Hanya saja, Budiman memastikan akan menjomlo dulu hingga beberapa waktu tanpa bergabung dengan partai politik mana pun. 

"Nanti setelah itu kita lihat, apakah barangkali setelah beberapa tahun kesalahan saya diampuni, saya bisa daftar lagi (ke PDI-P). Kalau enggak diterima, ya bisa jadi bisa masuk PSI mungkin salah satunya," jelas Budiman. 

Sementara itu, Budiman menyebut Gerindra merupakan salah satu opsi partai yang menjadi tempat berlabuhnya selanjutnya. Namun, lagi-lagi Budiman mengingatkan bahwa dirinya akan menjomlo dalam waktu yang lama. 

"Ya itu (Gerindra) juga menjadi salah satu opsi. Tapi pastinya itu setelah melewati masa jomlo yang cukup lama," imbuhnya. 

Sebelumnya diberitakan, Budiman Sudjatmiko rela dipecat demi mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Jika partai menilai tindakannya mendukung Prabowo sebagai capres keliru, Budiman dengan bersedih hati siap menerima konsekuensi pemecatan. 

"Jika misalnya yang saya katakan yang saya lakukan (mendukung Prabowo) salah keliru, ya dengan berat hati seandainya saya secara administratif dicabut keanggotaan saya, tentu saya sangat sedih," kata Budiman saat ditemui di Komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/8/2023) malam.

 Namun, hingga saat ini, Budiman menyebut belum ada surat pemecatan atau surat peringatan dari PDI-P atas dukungannya kepada Prabowo. 

Meski harus dipecat, dia yakin tetap menjadi kader nasionalis dan soekarnois, sesuai ideologi partai berlambang banteng. 

Di sisi lain, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik ini berharap agar PDI-P tidak memberikan sanksi berat berupa pemecatan atas dukungannya kepada Prabowo. 

Sebab, menurut Budiman, dukungan yang dilakukan kepada Prabowo bisa membuka jalan afiliasi strategis PDI-P dengan Gerindra. 

"Bisa saja kesimpulannya begitu sehingga saya tidak dinyatakan terlalu bersalah," ucap dia.

"Sehingga kemudian tindakan saya ya salah, tapi sanksinya tidak harus dipecat. Saya sih berharap itu," imbuh dia.(red.nr)

0 Komentar