Inflasi Juni di IKN Menurun, Dipicu Makanan, Minuman, dan Tembakau

 


 NUSANTARA,  radarhukum.net  - Perkembangan harga konsumen di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) mengalami penurunan. Hal ini terindikasi dari rilis inflasi BPS yang menyebutkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten PPU mengalami deflasi secara bulanan dibanding bulan sebelumnya. IHK Kabupaten PPU pada bulan Juni 2024 tercatat sebesar -0,20 persen secara month to month (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,49 persen (mtm). Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Robi Ariadi menuturkan, secara year to date (ytd) pada bulan Juni 2024, inflasi di Kabupaten PPU sebesar 1,83 (ytd).

Merujuk rilis BPS, penyumbang terbesar deflasi di Kabupaten PPU terutama bersumber dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar -0,63 persen (mtm).

Berdasarkan komoditas, penyumbang deflasi tertingginya yaitu tomat, daging ayam ras, buncis, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, sawi hijau. Penurunan harga daging ayam ras terjadi karena permintaan yang berkurang semasa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha pada bulan Juni 2024. Tomat dan ikan tongkol/ikan ambu-ambu mengalami penurunan sejalan dengan peningkatan jumlah pasokan. Sementara itu, deflasi buncis dan sawi hijau disebabkan oleh peningkatan produksi serta pasokan yang melimpah karena masuknya musim panen. "Adapun inflasi tahunan di Kabupaten PPU tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi gabungan 4 Kota di Provinsi Kalimantan Timur yang sebesar 2,99 persen (yoy)," papar Robi, Selasa (2/7/2024).

Deflasi juga dialami kota penyangga IKN, Balikpapan yang berada pada angka 0,21 persen secara mtm menjadi 0,07 persen secara mtm. Adapun secara ytd pada bulan Juni 2024, inflasi di Kota Balikpapan sebesar 1,50 (ytd). Secara tahunan, inflasi Balikpapan juga masih terjaga pada level yang aman yaitu 3,00 persen atau yoy dan berada pada rentang inflasi 2,5+1 persen. Angka tahunan tersebut sedikit di atas inflasi gabungan 4 kota di Provinsi Kalimantan Timur yang sebesar 2,99 persen (yoy). Capaian inflasi bulan Juni yang terkendali di Kota Balikpapan didorong oleh normalisasi harga pangan dan biaya transportasi pasca-lebaran.

Berdasarkan rilis BPS tersebut, beberapa komoditas pangan yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sigaret Kretek Mesin (SKM), kangkung, angkutan udara, cabai rawit, cabai merah dan emas perhiasan.

Kenaikan harga pada SKM disebabkan oleh adanya kenaikan tarif cukai rokok. Inflasi pada komoditas pangan tersebut sejalan dengan meningkatnya permintaan yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan konsumsi masyarakat untuk berbagai kegiatan di Kota Balikpapan di tengah pasokan yang terbatas. Selain komoditas pangan, kenaikan tarif angkutan udara juga berkontribusi dalam mendorong inflasi dari kelompok transportasi. Hal tersebut didorong oleh peningkatan tarif angkutan udara pada periode liburan Hari Raya Idul Adha terutama terjadi pada maskapai low-cost carrier.

Emas perhiasan juga mengalami kenaikan karena pengaruh kenaikan harga emas global.
 
Juli Waspada 

Kendati menurun, Robi mengingatkan, ke depan, inflasi pada periode Juli perlu diwaspadai seiring dengan adanya intensitas curah hujan yang meningkat. Hal ini berpengaruh pada pergerakan pasokan beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit, cabai merah, sayuran, serta komoditas perikanan.

"Namun begitu, secara keseluruhan tahun 2024, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK 2024 di Kabupaten PPU dan Kota Balikpapan tetap terjaga dalam rentang target kendali," cetus Robi. Terkait inflasi Kelompok Makanan saat ini memang masih di atas level sasaran yang diharapkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor musiman periode HKBN dan curah hujan yang meningkat. Namun demikian, tekanannya diprediksikan akan berangsur menurun seiring peningkatan produksi akibat masuknya musim panen di wilayah penghasil. Selain itu juga ada dukungan sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah TPID dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan GNPIP di wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan. Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui TPID Kota Balikpapan terus bersinergi antara lain melalui pelaksanaan high level meeting yang menghasilkan kesepakan untuk tindak lanjut. Kemudian  mendorong pembentukan toko penyeimbang sebagaimana himbauan Pemerintah Provinsi, pelaksanaan gelar pangan murah dan operasi pasar secara intensif, Gerakan Tanam Cabai oleh Tim Penggerak PKK Kota Balikapapan dan masyarakat. "Ke depannya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak melalui program GNPIP 2024 untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional tahun 2024 yaitu sebesar 2,5 ± 1 persen," tuntas Robi.(Red.AL)

0 Komentar